Khamis, 15 April 2010

budak banggla

"Andi adalah seorang yang sangat pelupa. Setiap hari dia pergi ke pejabat dengan membawa payung. Namun, dia pasti lupa membawa turun payungnya dari bas..

Suatu hari isterinya mengingatkan dia untuk kesekian kalinya.

"Abang.. harga payung cukup mahal dan kita telah membelinya setiap hari, ingatlah payung abang masa turun dari bas!"

Maka ketika andi hendak turun dari bas dia segera mengambil dan membawanya pulang ke rumah. Dengan gembira ia menunjukkan payung tersebut pada isterinya.

"Hari ni adalah yang istimewa bagi abang.. abang tidak lupa lagi membawa pulang payung ini!"

Tapi isterinya berkata, "Abang.. hari ini kan abang tidak membawa payung ke pejabat!

Khamis, 1 April 2010

wasiat untuk mu...

Nenek Ani dirawat di rumah sakit. Menurut doktornya, asmanya sudah semakin teruk hingga perlu dipasangkan salur oksigen. Sudah beberapa hari dia tidak bercakap dan seperti orang koma. Dikira sudah menjelang ajal, anaknya memangilkan seorang Mudhin (tukang do'a) agar di doakan. Sedang asyik Pak Mudhin berdoa, tiba-tiba muka nenek Ani bertukar warna biru seolah-olah tidak boleh bernafas. Tangannya menggigil. Dengan menggunakan bahasa isyarat nenek Ani minta diambilkan kertas dan alat tulis. Sisa-sisa tenaga yang ada digunakan oleh nenek Ani untuk menulis sesuatu dan memberi kertas tersebut kepada Pak Mudhin.

Sambil terus berdoa Pak Mudhin langsung menyimpan kertas tersebut tanpa membacanya kerana fikirannya dia tidak sanggup membaca surat wasiat tersebut didepan Ani. Tak lama kemudian nenek Ani meninggal dunia. Pada hari ketujuh meninggalnya nenek Ani, Pak Mudhin diundang untuk datang kerumah Ani.

Selesai memimpin do'a, Pak Mudhin berbicara, "Saudara-saudara sekalian, ini ada surat wasiat dari almarhum nenek Ani yang belum sempat saya sampaikan, yang saya pasti nasehat untuk anak cucunya semua. Mari kita sama-sama membaca suratnya".

Pak Mudhin membaca surat tersebut, yang ternyata berbunyi :

"Mudhin jangan berdiri di situ...! Jangan pijak saluran oksigen aku..!"